Sabtu, 24 November 2012

Our Poetry part I

Hitam nan kelam

Dimalam kelam, akupun tenggelam
Menatap langit yang kehitam-hitaman
Layaknya hati ini berada,
Belenggu hitam yang pekat telah tutupi hati ini
               Tatkala sang fajar menyingsing,
               Rasa ini masih pahit
               Sepahit apa yang kau perbuat
Aku sangat terharu dikala kau menghampiri ku
Namun apa daya, itu hanya imajinasi semata
Bayang-bayang dirimu sudah tak menapak disampingku
Ingin ku melupakan sejenak semua tentang engkau
                Tetapi, tetaplah tak bisa
                Karena jikalau seperti itu,
                Aku berkhianat akan rasa itu sendiri

By: Eunike M.A.S
To: My jib, Belinda L. 



{No Title 9??)}

Sejujurnya ku menatapmu
Ku perhatikanmu
Kulihat senyummu
Tapi apa daya ku

kau disana
Dan aku disini
Berdiri disini
Kau tak perhatikanku

Kau tak disampingku
Kau tak genggam tanganku
Seperti dulu 

By: Belinda L.
To: Her self :D

Rabu, 14 November 2012

Langit dan Tanah

          Seperti kita tahu, langit dan tanah adalah sebuah materi yang sangat berbeda. Dari mulai letak yang bertolak belakang, bahan-bahan yang menyusunnya serta kegunaannya. Langit, dia berada diatas. Ketika kita memandang ke atas, pastilah kita akan melihat langit tersebut. Sedangkan tanah, tempat kita menginjakkan kaki dimana lagi kalau bukan di atas tanah. Tanah tempat segala jenis tumbuhan hidup, menyerap mineral dan zat hara dari dalam tanah tersebut, tempat sumber air tersedia. Karena, semakin dalam kita menggali tanah, akan semakin deras mata air yang keluar.
        

Langit langit gemerlap bagai bintang selalu dilihat
Langit biru indah terlalu apik untuk dibantah
Langit biru sebiru lautan

Tanah basah terasa licin tak diasah
Tanah kering terpecah menjadi terbelah belah
Tanah humus layaknya ladang rumus

Perbedaan yang tidak sinkron dan konsisten
telah berlari ke hulu menyeberangi bulu bulu
derajatku derajatmu
menyukai warna hijau yang kemilau

tak disangka semua percuma
nasihat para tetua tak berbuah
mau jadi apakah ini?