Jumat, 28 Juni 2013

DON'T BE AFRAID OF THE DARK (fanficton EXO oneshot)



Author: EunikeM (@Eunike_keke0708)
Main Cast: Exo member
Lenght: Oneshooottttt
Rating: sedikit dewasa *bukan yadong*
Genre: Thriller, Horror, comedy(?)

Ai..ai... aim bek again!! :D *lambai-lambai* nahhhh skarang guwehh buat ff yang rada.. *rada apa hayooo?* bedalah sama ff ku yang faithful pokoknya!! Baca loooo :D *peace. Oyaa please comment yaa.. maap juga kalo ada typo2 dan sodara2nya bertebaran disini:p dan

Jam dinding yang berdiri megah disebelah lemari penyimpanan barang-barang antik milik keluarga ini menunjukkan pukul 11.00 KST. Rumah yang rupanya bagai istana ini dihuni oleh dua belas pria tampan. Mereka semua bersaudara kandung. Namun, orang tua mereka hanya berkunjung sebulan sekali untuk menjumpai kedua belas anaknya *banyak bener-.-* Walau orangtuanya adalah pemegang perusahaan otomotif terbesar di Jepang. Mereka berduabelas menolak dilayani oleh para housekeeper  yang telah disediakan oleh orangtua mereka.


---***---

Tiga orang lelaki tengah duduk santai sambil menonton televisi tiga dimensi berukuran sembilan puluh inchi dan dikedua sisinya terdapat speaker home teater  yang tingginya hampir menyamai mereka. Lelaki ini bernama, Sehun, Luhan dan Kris. Mereka sungguh menikmati momen-momen dimana saatnya mereka menonton film diruangan yang sengaja dibentuk seperti bioskop kecil dan film horror yang paling mereka sukai dengan seluruh lampu yang ada diruangan tersebut dipadamkan. Sambil sesekali dua mahluk pengganggu memasuki ruangan tersebut dan berpura-pura akting seperti hantu.

“Kau dengar, mereka menonton film horror lagi” lelaki ini sedang menempelkan telinganya kepintu bioskop yang berada dalam rumahnya. “Sini, aku juga mau dengar” lelaki yang satu lagi pun ikut-ikutan. “Kalau begitu, kita kerjai mereka lagi!” “setuju!” kedua lelaki yang satu termasuk paling tinggi dan satunya lagi tidak terlalu pendek ataupun tinggi. Yang tinggi tadi bernama Chanyeol dan satunya lagi diberi nama Kai. Segera dengan hati-hati, mereka berdua membuka knop pintu bioskop-bioskop-an tersebut dan mengendap-endap masuk.

Mereka berdua kini telah berada dibelakang tempat duduk Luhan dan Kris. Dengan segala usaha mereka, kini mereka akan berakting seperti layaknya zombie. Tangan Kai menjalar kebawah bangku Luhan dan bersiap menarik kaki kanannya. Sedangkan Chanyeol akan mencengkram bahu Kris agar ia terlonjak dan terkejut. Untuk Sehun, maknae satu ini pasti juga akan ikutan terkejut walau tak dikagetkan langsung sekalipun. “1.. 2..” Chanyeol memberi aba-aba untuk melancarkan aksinya tersebut, dan.. “3!”

“Hyaaaaa!!! Hantu!!!!” Luhan mulai berteriak histeris. “Aaaa... apa? Ada hantu???” diikuti oleh Sehun yang berada ditengah-tengah Kris dan Luhan. Sedangkan Kris? “Oh, hantu? Atau Chanyeolll!!!!!!” Kris berbalik dan menatap manik mata Chanyeol dengan berapi-api. “Mi.. mian hyung^^ itu idenya Kai” Chanyeol yang sudah menduga bahwa Kris akan berlaku seperti ini pun hanya bisa cengar-cengir sambil memperlihatkan barisan giginya yang besar dan putih. “Eits, kau juga mau saja kuajak seperti ini, hyung~” Kai mulai mengelak.

“Ah! Kalian ini selalu mengusik kesenangan kami” kini giliran Luhan yang berkomentar. “Iya! Kalian itu kakak-kakak yang tidak baik!” Sehun lagi-lagi ikutan berkomentar sambil menunjuk-nunjuk dada Kai dan Chanyeol. “Ahahaha.. sorry we just bercanda, ok?” Kai yang sok-sokan menggunakan kata bahasa Inggris, membuat Kris menuai protesnya. “Kalau mau bicara pake bahasa Inggris, ya bahasa Inggris bukannya malah dicampur-campur begitu!!!” Kini terlihat sekali amarah Kris yang sampai dipuncak ubu-ubun dan mereka berdua pun ahkirnya lari tunggang langgang keluar ruangan. “Ah, i.. iya hyung.. mi.. mian” teriak Chanyeol dan Kai bebarengan. “Mereka ini selalu saja mengacau!” Kris kembali memutar badannya dan duduk menikmati film Hollywood don’t be afraid of the dark yang masih diputar, diikuti Luhan dan Sehun. Tiba-tiba beberapa menit kemudian, “Kris.. Lu..luhan, Se..sehun” terdengar suara lirih seorang lelaki memanggil nama mereka dari ujung ruangan. “Kamjonggg!! Yolliepop!! Jangan berisik!!” Luhan meninggikan suaranya, mengira itu adalah mereka si biang kerok. “Lollipop dudul!” Kris yang berada paling ujung, memukul puncak kepala Luhan dengan tangan kirinya melewati kepala Sehun. “Awww.. sakit!” “sssttt!! Diam hyung~ ini sedang seru-serunya” si maknae-pun segera meletakkan jari telunjuknya didepan bibir dan menyuruh kakak-kakaknya ini diam.
At dining room

“Yeol hyung.. Kris hyung benar-benar seram tadi” Kai sedikit merasa kapok dengan perbuatannya kali ini sambil ia meneguk segelas air mineral dingin yang membasahi kerongkongan keringnya. “Iya, aku saja menjadi takut” Chanyeol pun ikutan merasa kapok. Beberapa detik setelah itu, mereka berdua mendengar teriakan tujuh oktaf Luhan dari arah ruang bioskop yang tidak mereka tutup dengan rapat. “Kenapa lagi itu bocah?” Chanyeol bertanya acuh tak acuh. Sementara Kai hanya menggidikkan bahunya dan berlalu bersama Chanyeol ke ruang bermain.

At games room

“Kamjong! Ayo main PS!” “Yaa!!! Jangan panggil aku Kamjong!!!” “oh, baik-baik. Ayo Jong-jong, kita main!” Chanyeol dengan senyum seribu giginya sangat membuat Kai ingin muntah. “Hyung~ apa bedanya Kamjong dan Jong-jong, haaaa?!!” “tidak ada” Chanyeol dengan gaya santainya menjawab pertanyaan Kai dengan menjulurkan lidah dan terjadilah aksi kejar-kejaran hingga tumpuk-tumpukan diatas karpet didepan layar LED tv bersama game PS-4 dan Wii-nya.

“Ah, sudah-sudah! Aku capek Kai” Chanyeol berdiri dari acara menindih punggung Kai dan membuat posisinya duduk. “Awww! Punggungku sakit hyung. Sudah tahu badanmu besar masih menindih aku!” ujar Kai dengan posisi yang masih tertelungkup dan menggembungkan pipinya. “Mian  Kai, ehehehe.. ayo main sekarang!” “baiklah! Tapi, aku ada usulan” “usulan apa?” “bagaimana kalau kita main game kejar-kejaran zombie saja di PS. Ayah kemarin pulang membawa segudang game PS!” “yang benar? Tapi, kenapa harus main zombie sih?” Chanyeol jujur saja paling anti dengan yang berbau-bau zombie apalagi hantu. “Bilang saja kau takut!” “a.. aku tidak takut!” Chanyeol menyangkal. “Baiklah kalau begitu, kita main sambil lampu padam. Bagaimana?” Kai hanya bisa melihat hyung-nya ini berkeringat dingin dan ia mencoba menggoda sambil mengeluarkan senyum licik khasnya. “Senyummu yadong Kai!” “enak saja kau! Ayo main sekarang!” “okelah, akan aku buktikan kalau aku tidak takut” “baik! Aku matikan dulu lampunya.”

“Klek.. klek.. klek..”

Ketiga saklar lampu yang ada diruangan tersebut diturunkan kebawah oleh jari-jari Kai dan ahkirnya lampu-pun padam.
         
Mereka mulai menyalakan TV sekaligus PS-nya. Setelah selesai, Kai memasukkan permainan “zombie hunter” kedalam PS-nya dan menyalakan LED TV dengan layar yang megah (red: 80 inchi). Diubahnyalah dari gambar 2D ke 3D. Dengan begitu, mereka bermain sambil memakai kacamata khusus tiga dimensi agar gambar dan permainan terasa lebih nyata. Chanyeol yang merasa feeling-nya buruk, memegang kacamata saja tangannya bergetar hebat dan ahkirnya dengan mengumpulkan energi positif sebanyak mungkin, ia memberanikan diri bermain game yang ia anggap mengerikan dan sedikit menjijikkan itu. Iapun rela jika permainan kali ini, Chanyeol kalah telak dari Kai.
         
Disela-sela permainan mereka, terdengar sebuah suara lelaki yang terasa seperti berat dan serak. “K.. kai, Ch.. Chanyeol..” suara inipun memanggil nama mereka berdua. Sayang, Kai dan Chanyeol terlarut dalam serunya permainan serta kerasnya speaker bass  yang sengaja mereka kencangkan. Tenang, tidak bakal ada tetangga yang marah karena keberisikan anak-anak ini. Karena, disetiap ruangan (kecuali ruang tamu dan kamar mandi) terpasang karpet peredan suara. Orang tua mereka mengerti, anak-anaknya sangat senang berteriak-teriak dan bermain. Apalagi saat tengah malam dan esoknya libur, seperti saat ini.
At D.O’s and Kai’s bedroom

          “Yaa!!! Hyung!!! Kembalikan ponselku!” seorang lelaki yang dengan jengkelnya berdiri dan berteriak sambil berkacak pinggang, merasa dirinya telah dipermainkan oleh kakaknya sendiri. “Ambil ini kalau berani!!” lelaki satunya lagi yang memiliki lesung pipit saat menjulurkan lidah ini mengangkat dengan gaya L death note tinggi-tinggi. Tidak sadar, bahwa yang dipermainkan olehnya jauh lebih tinggi. “Aha! Dapat!” sekali tangkap, lelaki yang tingginya hampir menyamai Kris dan Chanyeol berlari kearah kakaknya yang mengangkat ponselnya dengan jijik tadi dan mendapatkannya kembali.  “Yah.. aku kalah lagi” namja berlesung pipit ini tertunduk kepalanya sambil berjalan menuju gerombolan “si narsis” diujung sisi kamar. “Makanya hyung.. nyadar dong kalau aku lebih tinggi” kini lelaki yang telah mendapatkan kembali ponselnya bergembira ria dan berlonjak-lonjak. Namja ini bernama Tao. “Ya.. ya.. terserah kau Tao! Hyung mengalah!” si lesung pipit atau yang biasa disapa dengan Lay ini duduk bersandar disebelah saudaranya sambil mengibas-kibaskan telapak tangan kearah Tao, pertanda ia menyerah.

          “Eh, kita foto dulu. Ayo!” seseorang yang memiliki kamar ini dan anak paling ehem.. pendek mengajak saudara-saudaranya berfoto bersama. Begitu dengar kata “foto”, mata mereka yang tadinya sudah sayu-sayu hampir menutup. Kembali terbuka dan berlarian kearah D.O, si empunya kamar. “Ayo hyung..!” “Ayo.. ayo” begitulah histeria mereka sambil menarik-narik kaos, celana, dan rambut D.O. Apalagi si anak paling sulung berubah perilaku seperti anak kecil demi ikut berfoto. Ya! Dia dipanggil Suho. Yang biasa diberi mandat oleh orang tua mereka mengurus adik-adiknya bersama Kris, Luhan dan Xiumin. Begitu pula dengan saingan D.O ketika ia menyalurkan hobi bernyanyinya. Baekhyun, hyung-nya yang satu ini memang benar-benar gemar berfoto. Setiap ada adik atau kakaknya yang akan mengambil self camera, ia pasti meminta untuk ikut.

          “Aduh.. aduh.. Tao, jangan tarik lenganku sakit, Lay hyung jangan tarik kakiku, Suho hyung jangan jambak rambutku. Aw.. aw.. appo! Baekhyun hyung jangan tarik-tarik celanaku. Aaaa... nanti melar bajunya.. aduh.. rambutku nanti rontok dan bla..bla..bla...” begitulah keseruan mereka “memperlakukan” D.O hanya demi sebuah self camera. “Oh.. maaf!” seru mereka berempat. “Sudah puas menarik baju, celana dan menjambak rambutku? Haaa???!!” teriak D.O didepan muka mereka. “Yasudah, ayo kita berfoto. Aku akan ambil camera milik Suho hyung” sela D.O. Segera, Suho yang tidak terima camera-nya diisi foto selain foto-foto dirinya. “Eits, jangan pakai camera-ku. Kenapa tak pakai i***ne 5 mu saja? Itu sudah lumayan kok” “kau lihat, ponselku sedang aku charge. Camera-ku dibawa appa. So, can i borrow your camera oppa?” D.O memohon sambil ber-aegyo ria. “Baiklah, baiklah. Jangan sampai rusak, lecet apalagi jatuh” “siap bos!
          D.O berjalan keluar kamarnya dan menuju keruangan sebelah. Dimana kamar Suho terletak dan didalam lemari kaca sebelah tempat tidurnya, terdapat camera SLR dengan tele *bener kagak tulisannya?* yang panjang berwarna putih, sama persis seperti yang digunakan para wartawan ketika hendak mengambil gambar saat pertandingan bola berlangsung. Ia pun berjinjit dan meraih camera beserta tele tersebut. Perlahan, ia keluarkan dari lemari tersebut dan kemudian berjalan keluar dari kamar kakaknya.

          “D.O is back!!!” dengan bangga dan diangkatnyalah camera Suho sambil berlagak seperti super hero, ia memasuki kamarnya dan terlihatlah wajah “sumringah” mungkin lebih terlihat seperti singa yang kelaparan, dari para lelaki tampan yang ada diruangan tersebut. “Kenapa kalian menatapku seperti itu?” D.O mulai curiga dengan tatapan saudara-saudaranya ini. “Ayo kita serbu!!!” Suho mengarahkan “pasukan”-nya agar cepatcepat mereka berfoto ria. “A.. a.. i.. iya sabar hyung-hyung dan adikku ku sayang”

          Kali ini, keadaan sudah mulai terkontrol. D.O memasang threepod *bener gak penulisannya hehhe^^v” yang berjarak satu setengah meter dari mereka. Karena kamar Kai dan D.O yang paling luas, mereka memasang camera didepan lemari Kai dan D.O. mereka berlima bergaya didepan jendela raksasa sejajar dengan lemarinya. Camera  tersebut diset menggunakan timer agar semuanya dapat berfoto dan mengambil gambar hingga sepuluh kali.

“Klik.. jepret... klik.. jepret..” begitulah bunyinya dan seterusnya. Segala pose dari mulai manly hingga girly, mereka tunjukkan.

          “Ayo.. ayo! Lihat fotonya!” teriak si raja photogenic, siapa lagi jika bukan Baekhyun. Begitu mereka mengambil camera tersebut dan melihat kesepuluh gambarnya, terlihat sesuatu mengganjal dari balik jendela kamar Kai dan D.O. “Hy..hyung, ini apa?” tanya Tao yang mulai ketakutan dengan gambar tangan hitam dibalik tirai jendela yang terpampang jelas disetiap foto mereka. “Hyung ju.. juga tidak tahu” jawab Suho dengan bibirnya yang gemetar. D.O yang berusaha berpikir positif mengatakan, “apa mungkin lensanya kotor?” “tidak mungkin D.O-yah! Jelas-jelas ini tangan dan lihat..” teriak Lay berikutnya. “Pertama tangan, kedua, ketiga, keempat muncul seperempat badannya dan yang kelima, keenam, ketujuh, kedelapan, kesembilan, kese.. kesepuluh. Badannya!!! Kyaaa!!!” Baekhyun yang memulai histeria ini dan tiba-tiba, “trep.. trep.. trep..” seluruh lampu yang ada dirumah bak istana itu padam.

          “Kyaaa...!!! aaaa!! Huwaaa!!!” “Aaaa....” “Hy.. hyung.. kau dimana???” “hyaa!!” dan “Hyung.. to.. tolong aku.. aku tidak dapat melihat!!” teriak Baekhyun dengan bodohnya. “Ini mati lampu, pabo!” Lay memukul puncak kepala Baekhyun tapi yang terkena pukulnya adalah Suho. “Aw!! Kau salah pukul!” itulah keadaan, kegelisahan, kehisteriaan dan kebodohan yang mereka lakukan dalam gelap.

At kitchen

          “Chen-chen!! Bantu aku masak untuk anak-anak” Chen yang sedang keluar dari kamar mandi langsung merasakan rangsangan indera pendengarannya. “Hah? Kau memiliki anak hyung?” “aish! Kau ini! Anak-anak maksudku saudara-saudara kita” jawab Xiumin frustasi. Si anak tertua dikeluarga Kim ini memang biasa diberi tugas memasak makan malam. Karena, makan pagi hingga siang Lay yang mengurus dan seharusnya makan malam D.O dan Xiumin. Tapi, apa daya? Kalau D.O sudah berkumpul dan meminta ijin pada hyung-nya ini untuk ber”foto”ria, ia tidak akan bisa menolak. Kenapa? Karena, D.O mengancam akan merusak tanaman anggrek bulan dan kaktus dibelakang rumah mereka yang Xiumin rawat hingga tetes darah penghabisan.

          “Oh, aku kira anak-anakmu sungguhan” Chen pun tertawa lebar sambil deretan giginya terlihat. “Oya hyung, mau masak apa?” “aku juga bingung, apa kau bisa ambilkan aku buku memasak di lemari itu?” Xiumin menunjuk lemari kecil dibawah tangga yang berisi ratusan buku. “Baik hyung!” “tumben kau baik?” “apasih yang tidak kalau untuk mu?” Chen berjalan sambil matanya dikedipkan sebelah kearah Xiumin. Jujur saja, ia ingin muntah seketika itu juga. “Aih, geli~” Xiumin merinding karena kedipan sebelah mata Chen.
          “Ini bukunya hyung” Chen menyodorkan sebuah buku resep masakan kepada Xiumin yang sedang memakai apron. “Baik. Thanks” “ok hyung” “sekarang kita memasak.. em..” terlihat Xiumin berpikir dan..

“Trep.. trep.. trep..” semua lampu padam tiba-tiba. Dua orang manusia ini mulai histeris dan hanya bisa berdiam diri didapur.

          “Hyaaa... hyung~ mataku.. mataku buta!! Oh tidak!” “pabo!!  Ini mati lampu, aduh!!” “oh” hanya satu kata itu yang Chen suarakan. “Lalu kita bagaimana? Ada senter-kah?” tanya Xiumin yang bermaksud memutar badan kearah Chen. Tapi, yang ditatapnya adalah seseorang yang memanggil nama mereka dengan lirih dan serasa tak berdaya. “Ch.. chen.. Xi.. Xi Luhan eh, Xiumin..” dan tangan Xiumin tiba-tiba digenggam oleh sesosok manusia tak diketahui wujud dan keberadaanya tersebut. “Kyaaa!!! Chen.. apa yang kau lakukan???” teriak Xiumin seperti sedang menyanyikan lagu aliran heavy metal. “A.. aku tidak melakukan ap.. apa-apa hyung” jawan Chen dengan bulu kuduk yang merinding.

          Lima menit berlalu, lampu-lampu yang diruangan tersebut menyala dan yak! Bingo! Seseorang tinggi besar sedang memborgol tangan Xiumin dan Chen. Ia memakai topeng ala film scream . “Aaa... si.. siapa kau?” dengan sigap, manusia bertopeng ini menyekap mulut Chen dan Xiumin menggunakan sapu tangan yang sudah diolesi obat penenang atau obat bius. Seketika itu juga, “brukk!” badan mereka –Xiumin dan Chen- jatuh saling tindih. Lelaki ini menyeretnya hingga ke ruang tamu.

At living room

          Dalam keadaan yang remang-remang, kudua belas pria ini disekap dan diborgol. Benar saja, suara yang memanggil nama Kris, Luhan dan Sehun didalam bioskop tadi adalah seseorang yang telah bersembunyi dibalik lemari besar yang ada di dalam bioskop mini tersebut dan sesaat setelah mati lampu, lelaki bertopeng ini menyekap mereka bertiga agar tidak terjadi kegaduhan berlanjut. Kedua, saat Kai dan Chanyeol bermain PS, ada seseorang dibalik sofa yang ada di ruang permainan dan memanggil nama mereka. Lelaki bertopeng ini sedikit pundung akibat suaranya tidak digubris oleh kedua mahluk yang sedang asyik bermain PS. Walau ahkirnya, saat lampu padam, segera ia berlari dan menyekap mereka berdua, lalu menyeretnya turun tangga hingga sampai ke ruang tamu kini.

          Ketiga, bayangan hitam yang terpampang di setiap foto Tao, D.O, Suho, Baekhyun dan Lay adalah lelaki bertopeng yang sejenis dengan tiga kawan lainnya yang menyekap saudara-saudara mereka juga. Setelah mereka berlima bingung dan ketakutan karena melihat hasil foto yang terdapat bayangan mengerikan tersebut, lampu padam dan lelaki bertopeng ini melompat dari balkon luar jendela kamar Kai dan D.O. Agar aksinya berlangsung cepat, tanpa basa-basi lelaki ini menyekap mereka berlima seorang diri. Maklum, empat lelaki bertopeng tersebut sudah ahli dalam dunia martial art, sedangkan kedua belas namja yang disekap hanya Tao yang bisa bela diri. Tapi apa daya, ia keburu panik dan berteriak-teriak histeris sendirian.

          Kedua belas saudara kini telah diposisikan duduk melingkar di atas karpet seputih salju dan menghadap keempat lelaki bertopeng itu. Semenit kemudian, mereka semua mengerjap-kerjapkan mata mereka dan keadaan mereka masih lemas akibat pengaruh obat bius yang mereka hirup. Salah satu diantara mereka yang duluan sadar mulai terlihat panik. “Ke.. kenapa ak.. kita di..” “hei! Siapa kalian?” Kris, yang tersadar duluan meronta panik dengan tangan yang masih terborgol dibelakang punggung. “Anak manis, jangan takut, kami tidak akan memakan mu. Mungkin, hanya menembuskan peluru pistol ini ke arah dadamu” lelaki yang telah melepaskan topengnya mendekat kearah Kris dan menegakkan dagunya menggunakan pistol sambil mensejajarkan posisi mereka.

“Kau mau apa ha??!!” Kris mulai naik darah. “Permainan apa-apaan ini?” pikirnya. “Aku hanya mau..” “jangan sakiti saudaraku, pabo!” Xiumin, selaku yang paling tua dan ia sudah sadarkan diri menyela pembicaraan mereka. “Hei baozi! Kau diam saja! Tak usah banyak cakap!” lelaki bertopeng ini berdiri dan menodongkan pistolnya kearah Xiumin. “Jangan, pernah, panggil, aku, dengan sebutan baozi!!!!” teriak Xiumin yang membuat semua ornag diruangan itu menutup telinga. “Sebenarnya kalian ada urusan apa? Kita salah apa? kalian siapa? Kenapa bisa masuk kerumah kami? Dan..” Tao si ahli wushu membuat salah satu lelaki bertopeng pusing akan segudang pertanyaan yang dilontarkannya. “Aaahh! Dia kau Tao! Cerewet!” “ihhh! Ya maaf, tanya saja tak boleh!” seru Tao dengan garangnya.

“Sudah.. sudah, kalian berdua belas tidak usah berisik, ini sudah pagi anak-anak” seseorang bertubuh tambun keluar dari balik pintu masuk rumah mewah itu. “M.. Mr.Lee?” teriak mereka berdua belas. “Ya, that’s me” “mau apa kau?” tanya Luhan sinis. “Oya, aku belum perkenalkan keempat lelaki ini. Baik, yang menyekap Kris, Luhan dan Sehun bernama Kevin. Yang menyekap Kai dan Chanyeol bernama Harry. Yang menyekap..” belum selesai Mr. Lee memperkenalkan anak buahnya, Luhan sudah naik darah hingga ubun-ubunnya mau pecah. “Haaahhh! Aku tanya mau apa kau??!!” Luhan meronta-ronta karena tangannya diborgol. “Sssttt.. kubilang jangan berisik anak-anak manis.” “Cih!! Aku tahu maksudmu!” sela Kris dengan nada datar dan dingin. “Memangnya apa anak tampan?” Mr.Lee mendekat kearah Kris dan mengelus pipinya. “Lepaskan tangan kotormu! Kau iri kan terhadap orang tua kami yang bisa menyaingi perusahaanmu? Ha??!!” “Ouhhh.. betul sekali jawabanmu” Mr.Lee berada tepat didepan wajah Kris dan segera mengeluarkan pistolnya lalu ditodongkan kearah kepala Kris.

“Kalian berdua belas, bersiaplah!” Mr. Lee berserta keempat anak buahnya menodongkan pistol kearah dua belas lelaki didepannya. “Dengan hitungan ketiga, kalian semua mati!” kata-kata yang begitu pelan namun menusuk keluar dari mulut Mr. Lee. Tanpa basa basi, ditariklah pelatuk pistolnya dan...

“Door... Door.. Door.. Door...”

          Satu persatu dari mulai anak tertua hingga yang termuada semuanya terkapar dengan posisi duduk dan tangan terborgol dibelakang punggung mereka. Ada yang terkena peluru dikepala, diperut, didada bahkan karena Mr. Lee sangat tidak menyukai Kris, ia menembakkan beberapa kali pelurunya kearah kepala dan dada Kris hingga karpet yang tadinya seputih bulu domba, kini berubah menjadi warna merah, bersimbah darah. Bau anyir dimana-mana. Mata kedua belas lelaki ini tidak ada yang tertutup, bahkan ada matanya yang tertancap peluru, Chen salah satunya.
          “Habislah riwayat kalian semua!” bisik Mr.Lee pada mereka.

---***---





          Tiba-tiba, semua lampu dinyalakan dan.. “Yeayyy!!! Keren!” teriak member EXO bersamaan. “Kerja kalian bagus, dan lihat seluruh camera effect yang crew kita gunakan juga terlihat sangat nyata”. Salah satu crew effect visual  yang duduk menonton film hasil pengerjaannya berdiri dan menunduk sembilan puluh derajat. “Thankyou all!

We proud of you guys, good job!” sang sutradara memberi ucapan selamat kepada para pemain termasuk kedua belas member EXO dan kelima tokoh antagonis tadi. Mereka baru saja melihat hasil film layar lebar pertama mereka dan bangga akan hasilnya serta tiket penjualan yang tentu saja memberikan banyak untung pada seluruh crew dan pemainnya sendiri. “Setelah ini kita akan pesta!!!!” teriak sang sutradara. “Yeayyy!!” “yoohoooo~” “Asikk.. pesta!” “makan-makan..!!” begitulah ramai dan sukacita yang terpancar dari semua yang terlibat dalam pembuatan film tersebut.
END

Bagaimana??? :D keren gak? Ancur gak? Heheh please comment yaaa J thanks sekali lagi for reading my fanfiction. Babayyy~

8 komentar:

  1. Ya allah trkejut aku!!!!
    Ingatkan btoi2 tadi!!!

    BalasHapus
  2. Aku kira beneram tuh tapi pas baca makin bawah.........







    Tertipu lagi aku :v

    BalasHapus
  3. kampret, gue kirain beneran...........

    BalasHapus
  4. anjayyyy,,,ku tertipu ahayyy ku kira beneran...ommo

    BalasHapus
  5. Aissh,, udah tegang bacanya sampe mikir 'hah? udah mati gitu aja?' eh, ternyata mereka bikin film.. Hmmm.. Daebak lah.. FF ini berhasil menipuku.. ><

    BalasHapus